Minggu, 26 Juni 2022

Fakta Tentang Jin, Nomor Terakhir Justru Takut Pada Manusia

BARAYA KULTUM - Manusia, makhluk Allah Taala yang bernyawa lainnya adalah bangsa jin.

Fakta-fakta tentang jin ini, ternnyata salah satunya dia sangat takut pada manusia bukan sebaliknya. 

Di antara makhluk ciptaan Allah Ta'ala yang bernyawa selain manusia adalah adalah jin .

Bagaimana sebenarnya wujud jin tersebut? Dan bagaimana pula dengan setan dan iblis? Dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. 

Sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur'an

 : يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ لَا يَفۡتِنَـنَّكُمُ الشَّيۡطٰنُ كَمَاۤ اَخۡرَجَ اَبَوَيۡكُمۡ مِّنَ الۡجَـنَّةِ يَنۡزِعُ عَنۡهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوۡءاٰتِهِمَا ؕ اِنَّهٗ يَرٰٮكُمۡ هُوَ وَقَبِيۡلُهٗ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَهُمۡ‌ ؕ اِنَّا جَعَلۡنَا الشَّيٰطِيۡنَ اَوۡلِيَآءَ لِلَّذِيۡنَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ 

"Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27). 

Bolehkah Takut pada Jin? Begini Penjelasan Syaikh Al Utsaimin Bagaimana sebenarnya asal muasal kejadian jin ini? Syekh Badruddin bin Abdullah as-Syibly dalam kitabnya berjudul 'Ajaib wa Gharaib al-Jin', mengungkapkan fakta-fakta terkait bangsa Jin. Berikut di antaranya:

1. Jin diciptakan Mengutip pendapat tokoh salaf, Syekh Badrudin menjelaskan, di antaranya Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia mengatakan Allah menciptakan jin 2.000 tahun sebelum menciptakan Adam dan keturunannya. 

Jin didaulat tinggal dan mengurus bumi. 

Sedangkan para malaikat, menghuni langit dengan kualitas iman dan amal saleh yang jauh di atas bangsa Jin. 

Dari bahan apa jin diciptakan? Bila manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. 

Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al Hijr: 27). 

"Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar Rahman : 15).

Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum]." (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).

Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. 

Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas" (nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir. 

2. Jin mampu berubah wujud Jin mempunyai kemampuan menjelma dan berubah wujud dalam bentuk makhluk nyata, seperti binatang, atau bahkan manusia. 

Ini seperti yang pernah terjadi ketika jin dengan jenis setan menjelma menjadi Suraqah bin Malik bin Ja syam lalu mendatangi kafir Quraisy, ketika mereka tengah bermusyawarah untuk terjun dalam Perang Badar.

Peristiwa tersebut terekam dalam Alquran surah al-Anfal ayat ke-48. 

Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". 

Dan Allah sangat keras siksa-Nya. 

3. Aktivitas jin hampir sama dengan manusia Aktivitas jin, pada dasarnya serupa dengan manusia. 

Mereka makan, minum, tidur, dan beranak-pinak. 

Kendati para ulama tidak satu pendapat, ihwal apa jenis makanan mereka. 

Ada yang mengatakan di antara makanan jin adalah segala hal yang tidak disembelih dengan asma Allah. 

Ada pula yang mengatakan menu favorit jin adalah tulang belulang.

Berbeda dengan manusia, dan tuntunan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, bangsa jin makan dan minum menggunakan tangan kiri.

Sementara kita, umat Islam diajarkan menggunakan tangan kanan untuk kedua aktivitas tersebut. 

Kesamaan tersebut bukan hanya soal kebutuhan biologis sehari-hari, tetapi soal aspek ritual, pada dasarnya bangsa jin juga mendapat perintah yang sama yaitu beribadah kepada Allah SWT, seperti manusia. 

Mereka juga mendapat perintah dan larangan. (QS al-Jin : 1-2). 


Minggu, 19 Juni 2022

Keistimewaan Manusia dari Malaikat, Berikut Penjelasan Al-Qur'an dan Sains

Simak penjelasanya

Ustadz Yachya yusliha
Senin, 20 Juni 2022 - 05:00WIB
Keistimewaan Manusia dari Malaikat, Berikut Penjelasan Al-Quran dan Sains
Alah memerintahkan Nabi Adam menyebutkan nama benda-benda berikut kegunaannya. Saat itulah Malaikat menyadari bahwa manusia pantas menjadi khalifah di bumi. Foto ilustrasi/dok Channel Youtube Kisah Islami
Kita sepatutnya bersyukur karena manusiamempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh Malaikat. Manusia dipilih oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi karena memiliki keistimewaan dari seluruh makhluk-Nya.

Dalam Al-Qur'an diceritakan ketika Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi, para Malaikat bertanya mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah, padahal mereka banyak berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah? Allah menjawab bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para Malaikat.

Untuk mengetahui apa keistimewaan manusia,mari kita simak firman-Nya berikut: 

قَالَ يٰٓـاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡ‌ۚ فَلَمَّآ اَنۡۢبَاَهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُل لَّـكُمۡ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۙ وَاَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَمَا كُنۡتُمۡ تَكۡتُمُوۡنَ

Artinya: "Dia (Allah) berfirman, 'Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Surat Al-Baqarah Ayat 33)

Diterangkan dalam Tafsir Kemenag, Allah memberi kesempatan kepada Nabi Adam 'alaihissalam untuk menyebutkan nama benda-benda yang telah Allah ajarkan kepadanya. Dia berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" 

Lalu Nabi Adam pun menyebutkan nama benda-benda itu dengan segala macam kegunaan dan manfaatnya. Pada saat itulah Malaikat menyadari bahwa manusialah yang pantas untuk menjadi khalifah di bumi ini. Nabi Adam menyebutkan nama-nama benda-benda itu berikut manfaat dan kegunaannya.

Allah memberi dua alasan tentang penunjukan Nabi Adam menjadi khalifah. Pertama, bahwa Dia mengetahui rahasia di jagat raya yaitu semua yang ada di langit dan bumi. Kedua, bahwa Allah mengetahui apa yang dipendam dalam diri Malaikat dan juga hati manusia. Jika demikian, maka kehendak Allah menjadikan manusia sebagai khalifah sudah pasti mempunyai banyak hikmah.

Malaikat ternyata tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan nama benda-benda yang diperlihatkan Allah kepada mereka. Dalam pengangkatan Adam sebagai khalifah di bumi terkandung makna yang tinggi yang tak diketahui para Malaikat. Mereka tidak dapat mengetahui rahasia-rahasia alam, serta ciri khas yang ada pada masing-masing makhluk, sebab para malaikat sangat berbeda keadaannya dengan manusia. 

Mereka tidak mempunyai kebutuhan apa-apa, seperti sandang, pangan dan harta benda. Seandainya Malaikat dijadikan penghuni dan penguasa di bumi ini, niscaya tak akan ada sawah dan ladang, tak akan ada pabrik dan tambang-tambang, tak akan ada gedung-gedung yang tinggi menjulang. Juga tidak akan lahir bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang telah dicapai manusia sekarang ini. 

Dengan kekuatan akalnya, manusia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat melakukan hal-hal yang hampir tak terhitung jumlahnya. Dengan kekuatan itu, manusia dapat memberikan kemaslahatan. Dia dapat mengolah tanah yang gersang menjadi tanah yang subur. 

Dengan bahan-bahan yang tersedia di bumi ini manusia dapat membuat variasi-variasi baru yang belum pernah ada. Pengawinan antara kuda dengan keledai, melahirkan hewan jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu hewan yang disebut "bagal". Kemudian menyilangkan tumbuh-tumbuhan yang berbunga putih dengan yang berbunga merah, maka lahirlah tumbuh-tumbuhan jenis baru, yang berbunga merah putih. 

Pengolahan logam menjadi barang-barang perhiasan yang beraneka ragam dan alat-alat keperluan hidup sehari-hari dan pengolahan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan menjadi bahan pakaian dan makanan untuk kesejahteraan mereka. Pada zaman sekarang ini dapat disaksikan berjuta-juta macam benda hasil penemuan manusia, baik yang kecil maupun yang besar, sebagai hasil kekuatan akalnya.

Malaikat Tidak Punya Hawa Nafsu
Allah menciptakan Malaikat dari Nur (cahaya). Mereka tidak mempunyai hawa nafsu yang mendorong mereka untuk bekerja mengolah benda-benda alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan hidup mereka. 

Malaikat merupakan makhluk yang tercipta untuk patuh kepada Allah. Mereka tak pernah lelah bertasbih. Selalu mematuhi dan menaati perintah Allah. Allah berfirman: "....Mereka (Malaikat) tidak dapat durhaka kepada Allah dalam hal apa saja yang Ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka." (QS. At-Tahriim: 6)

Allah yang Maha Agung menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan dan masing-masing dari mereka memiliki tugas tertentu. Secara fisik digambarkan, Malaikat mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat bahkan lebih.

Dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS Al-Mujadalah: 11)

Terkait penciptaan manusia, Allah berfirman: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS Al-Hijr: 26)

Penjelasan Sains
Pertanyaannya, mengapa Nabi Adam mampu menjelaskan nama-nama benda-benda, sedangkan Malaikat tidak mampu? Dalam beberapa surah, termasuk Surah Al-Hijr di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah. 

Dalam perspektif sains, tanah mengandung banyak atom-atom atau unsur-unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam proses reaksi kimiawi maupun biokimiawi untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks. 

Contoh-contoh unsur-unsur yang ada di tanah itu antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn) dll. Juga dengan adanya unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), fosfor (P) dan oksigen (O), maka unsur-unsur metal maupun metalloid diatas mampu menjadi katalis dalam proses reaksi biokimiawi untuk membentuk molekul yang lebih kompleks seperti ureum, asam amino atau bahkan nukleotida. 

Molekul-molekul ini dikenal sebagai molekul organik, pendukung suatu proses kehidupan. Otak manusia, yang merupakan organ penting untuk menerima informasi, kemudian menyimpannya serta mengeluarkannya kembali. Terbuat dari unsur-unsur kimiawi di atas yang tersusun menjadi makro-molekul dan jaringan otak. 

Instrumen penyimpan informasi lainnya yang dimiliki oleh manusia adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai DNA atau desoxyribonucleic acid: asam desoksi ribonukleat. Baik jaringan otak manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri dari unsur-unsur utama C,H,O, N dan P.

Prof Carl Sagan dari Princeton University AS dalam bukunya "The Dragon of Eden" memberikan gambaran bahwa manusia memang unggul bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah. Salah satu keunggulannya adalah manusia dilengkapi dengan sistem penyimpan informasi/memori. 

Sistem penyimpan informasi pada manusia ada dua macam, yaitu: (1) Jaringan Otak, yang menyimpan informasi apapun yang dapat direkam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi sebanyak 1013 bits atau 107 Gbits. Penyimpan informasi yang ke (2). DNA-Kromosomal, yaitu molekul DNA yang ada di kromosom, yang menyimpan informasi genetik manusia. 

Informasi ini akan dialihkan atau diturunkan kepada keturunannya. DNA-kromosomal manusia mampu menyimpan memori sebanyak 2x1010 bits atau sekitar 2x104 Gbits. Kapasitas menyimpan informasi DNA-kromosomal manusia ini sebanding dengan buku setebal 2.000.000 halaman, atau sebanding dengan 4000 jilid buku @ 500 halaman. 

Kedua penyimpan memori yang canggih ini terbuat dari unsur-unsur yang ada di tanah. Inilah jawabannya mengapa Adam mampu menangkap dan mengerti semua yang diajarkan Allah, berupa nama-nama benda-benda serta mengungkapkannya kembali dengan benar.

Manusia dilengkapi dangan instrumen penyimpan dan pengekspresi kembali memory: jaringan Otak dan DNA yang terdiri dari unsur-unsur tanah itu. Sedangkan Malaikat tidak demikian. Adapun Iblis menyombongkan diri, karena kebodohannya dalam memahami ciptaan Allah dengan melecehkan unsur tanah.

Baca Juga: Allah Taala Menugaskan Malaikat dan Jin untuk Dampingi Tiap Orang, Apa Kerja Mereka?

Sabtu, 18 Juni 2022

AJARAN ISLAM

Ajaran Islam: Takwa

Sebuah sekolah Al-Qur'an di Jawa. Oleh: Tropenmuseum, National Museum of World Cultures.

Inti dari ajaran Islam sekaligus sebab berbagai kebaikan adalah takwa kepada Allah.[34]Takwa adalah perbuatan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya yang dilandasi oleh rasa takut, harap, dan cinta kepada Allah.[35] Seorang muslim menyembah Allah juga dalam rangka berharap masuk surga dan terhindar dari neraka.[36] Istilah takwa merupakan istilah yang paling banyak disebutkan di dalam Al-Qur'an. Adapun ayat yang paling menjelaskan tentang kedudukan takwa adalah:[37]

Dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah.وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ
Qur'an An-Nisa’:131

Seluruh ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur'an dan sunnah (perilaku kehidupan Nabi Muhammad) dapat dikelompokkan menjadi tiga judul besar berdasarkan bidang kajian keilmuannya. Pertama, ajaran yang berhubungan dengan keimanan terhadap Allah, para malaikat-Nya, kitab suci yang diturunkan-Nya, para utusan-Nya, dan peristiwa di kehidupan setelah kematian. Pembahasan hal ini tercakup dalam bidang ilmu Aqidah (teologi). Kedua, ajaran yang berhubungan dengan perbuatan hati dan jiwa, nilai-nilai moral, dan aturan perilaku. Ajaran ini dimaksudkan untuk mengembangkan sifat-sifat mulia dan tercakup dalam bidang ilmu Akhlak dan Adab (etika). Ketiga, ajaran yang berhubungan dengan perbuatan raga yang mencakup perintah, larangan, dan kebolehan. Ajaran ini masuk dalam bidang ilmu Fiqih(hukum Islam).[38][39]

Aqidah: kepercayaan

Ajaran pokok dalam Islam adalah hal-hal yang menyangkut kepercayaan atau keyakinan hati.

Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara, yaitu:

  1. iman kepada Allah,
  2. iman kepada malaikat Allah,
  3. iman kepada kitab Allah (Al-Qur'anInjilTauratZabur dan suhuf),
  4. iman kepada nabi dan rasul Allah,
  5. iman kepada hari kiamat, serta
  6. iman kepada qada dan qadar.

Fiqih: ibadah dan muamalah

Aspek hukum dalam Islam meliputi berbagai amal perbuatan.[38] Amal-amal perbuatan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori dasar menurut arah hubungannya.

Ibadah
Ibadah adalah amal perbuatan manusia berhubungan dengan Allah. Ibadah ada yang murni ibadah,[a] seperti Salat dan puasa; ada yang ibadah sosial,[b] seperti Zakat dan Haji. Keempat amal ini disebut sebagai "Rukun Islam" setelah syahadat.
Muamalah
Muamalah adalah perbuatan manusia berhubungan dengan manusia lain. Hukum yang mengatur masalah muamalah dibagi lagi menjadi empat sub-bagian:
  • hukum-hukum yang memastikan keberlangsungan dakwah Islam dan mempertahankannya. Hukum-hukum ini adalah yang dimaksud dengan Jihad. Jihad dapat berupa upaya bersenjata dan upaya tidak bersenjata.
  • hukum-hukum keluarga untuk melindungi dan membina keluarga. Di dalamnya termasuk hukum pernikahan, perceraian, dan warisan.
  • hukum-hukum perdagangan yang mengatur transaksi bisnis, kontrak sewa-pinjam, dan lain-lain.
  • hukum-hukum pidana yang mengatur tindakan kriminal dalam masyarakat.[40]

Adab dan akhlak

Bukan hanya sekadar menjalani ajaran iman dan amal, Islam juga mengajari agar semua muslim menghiasi diri lahir dan batin dengan adab dan akhlak mulia.[41]

Adab-adab dalam Islam:[42][43]

  • adab kepada Allah, termasuk adab dalam niat
  • adab kepada Al-Qur'an
  • adab kepada Muhammad sebagai utusan Allah
  • adab kepada diri sendiri: taubat, muroqobah, muhasabah, dan mujahadah
  • adab kepada semua makhluk
    • berbakti kepada orang tua
    • menyambung hubungan kekerabatan (silaturahim)
    • berbuat baik kepada tetangga
    • berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin, dan anak jalanan
    • tidak mencela, berburuk sangka, memata-matai, maupun menyebarkan keburukan orang lain (gosip)
  • adab persaudaraan, cinta, dan benci karena Allah
  • adab majelis
  • adab makan dan minum
  • adab bertamu
  • adab bepergian
  • adab berpakaian
  • adab tidur

Akhlak-akhlak terpuji dalam Islam:[42]

  • sabar menghadapi cobaan
  • bertawakal kepada Allah dan tidak hanya mengandalkan diri sendiri
  • mendahulukan orang lain dan mencintai kebaikan
  • adil dan berimbang
  • kasih sayang
  • malu
  • melakukan yang terbaik
  • jujur
  • dermawan
  • rendah diri, tidak sombong

Akhlak-akhlak tercela dalam Islam:[42]

  • lalim
  • dengki
  • menipu
  • riya'
  • bangga diri dan tertipu oleh dunia
  • lemah dan malas

Kamis, 16 Juni 2022

MENJAGA PERASAAN SAAT ORANG BERKOMIKASI

Admin .

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk belajar komunikasi. Salah satunya adalah melalui grup WhatsApp. Orang yang bijak dan cerdas biasanya menggunakan media sosial ini untuk belajar. Mulai dari menulis dan menyampaikan pendapatnya, menyimak komentar-komentar anggota grup WhatsApp, hingga memberikan respon.

Semua proses itu adalah belajar. Melakukannya secara terus-menerus dengan sabar sekaligus melatih kepekaan hati dan pikiran.

Setiap hari beragam komentar disampaikan di grup WhatsApp. Mulai dari hal-hal yang remeh temeh, sederhana, serius, hingga yang penting sekali dan perlu diketahui orang banyak.

Di Grup WA Mengetahui Karakter Seseorang

Setiap orang berbeda-beda merespon info di grup WhatsApp. Ada yang diam saja, memberikan pendapat seadanya secara proporsional, hingga menanggapinya dengan penuh semangat bahkan komentarnya sampai ‘berbusa-busa’.

Dari berbagai komentar atau tulisan-tulisan di gup WhatsApp, dapat diketahui karakter seseorang. Apalagi pendapat yang disampaikan menunjukkan kualitas orangnya.

Mereka yang memahami hal di atas biasanya kalau mau komentar selalu hati-hati. Memikirkan dulu baik buruknya dan memerkirakan perasaan orang lain yang akan menerima pesan tersebut.

Lebih jauh lagi membayangkan jika dirinya yang membaca komentar tersebut. Apakah senang, bahagia, gembira, sedih, kecewa, kesal, emosi, marah, dan sebagainya.

Jika memerkirakan lebih banyak yang bakal menanggapi negatif, biasanya mengurungkan niatnya melakukan itu. Kalaupun harus tetap berkomentar, kalimatnya dikemas dan diupayakan sehalus mungkin sehingga tidak ada yang tersinggung.

Dengan begitu pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama nyaman dan senang. Umpan baliknya pasti positif sekali. Silaturahminya bakal terjaga dengan baik, sebab saling menjaga perasaan masing-masing.

Menyampaikan Menggunakan Hati Disinkronkan dengan Pikiran

Bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya? Pemberi komentar tidak memperhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnya. Bahkan cenderung tidak memedulikan perasaan orang lain.

Akibatnya bisa fatal. Silaturahminya bisa rusak. Relasi yang telah lama dibangun dapat hancur lebur. Teramat sayang jika ini terjadi.

Padahal memberi komentar dengan santun dan beretika itu sangat mudah termasuk jika berbeda pendapat dengan orang lain. Asalnya menyampaikan menggunakan hati yg disinkronkan dengan pikiran.

Jika itu dilakukan secara konsisten, hubungannya dengan semua orang di grup WhatsApp pasti terjaga dengan baik selamanya. Anggota grup WhatsApp selalu menanti-nantikan komentarnya karena menyejukkan dan tidak menyinggung perasaan.

Setiap orang bisa melakukan itu asal dengan niat baik mau melakukannya. Di samping itu melihat dan menilai orang setara. Tidak merasa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dirinya.

Semoga kita dapat terus menjaga etika dan kesantunan setiap berkomunikasi termasuk di grup WhataApp. Aamiin ya robbal aalamiin.. 

Jumat, 10 Juni 2022

Doa Khatam Quran

Doa Khatam Quran :


Salah satu doa yang perlu dibaca saat khatam Quran, yakni :


أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

"Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin."

Artinya:

"Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya."

"Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam."

Sabtu, 04 Juni 2022

Al-Ahzab, ayat 11-13

Al-Ahzab, ayat 11-13
{هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا (11) وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا (12) وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ لَا مُقَامَ لَكُمْ فَارْجِعُوا وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ يَقُولُونَ إِنَّ بُيُوتَنَا عَوْرَةٌ وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ إِنْ يُرِيدُونَ إِلا فِرَارًا (13) }

Di situlah diuji orang-orang mukmin dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya. 

Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Hai penduduk Yasrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu.” Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, "Sesungguhnya rumah-rumah kamu terbuka (tidak ada penjaga)." Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan keadaan tersebut, yaitu ketika golongan yang bersekutu bermarkas di sekitar Madinah, sedangkan kaum muslim terkepung oleh mereka dalam keadaan yang sangat terjepit dan sangat gawat. 

Dan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ada di antara mereka; mereka mendapat ujian dan cobaan yang berat, dan mereka diguncangkan oleh guncangan yang sangat kuat. 

Maka pada saat itulah tampak kemunafikan dan berkatalah orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit nifak mengungkapkan apa yang terkandung di dalam diri mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:

{وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا}

Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” (Al-Ahzab: 12)

Adapun orang-orang munafik, mereka menampakkan keasliannya; dan orang-orang yang di dalam hatinya masih terdapat keraguan atau iman yang lemah, mereka menghela napas karena rasa waswas yang ada dalam hatinya dan imannya yang masih lemah dalam menghadapi keadaan yang sangat sempit dan gawat tersebut.

Kaum yang lainnya mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya:

{وَإِذْ قَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ يَا أَهْلَ يَثْرِبَ}

Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, "Hai penduduk Yasrib." (Al-Ahzab: 13)

Yakni penduduk Madinah, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih:

"أُرِيتُ [فِي الْمَنَامِ] دارَ هجرتكُم، أَرْضٌ بَيْنَ حَرّتين فَذَهَبَ وَهْلي أَنَّهَا هَجَر، فإذا هي يثرب" ،ش وَفِي لَفْظٍ: "الْمَدِينَةُ".

Telah diperlihatkan kepadaku dalam tidurku tempat hijrah kalian, yaitu suatu tanah yang terletak di antara dua harrah (tanah yang berbatu), maka pada mulanya aku berpikir itu adalah tanah Hajar, tetapi ternyata tanah itu adalah tanah Yasrib (kota Madinah).

Lafaz yang lain menyebutkan Madinah sebagai ganti dari Yasrib.

فَأَمَّا الْحَدِيثُ الَّذِي رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِيٍّ، حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي زِيَادٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ الْبَرَاءِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "من سَمَّى الْمَدِينَةَ يَثْرِبَ، فَلْيَسْتَغْفِرِ اللَّهَ، هِيَ طَابَةٌ، هِيَ طَابَةٌ"

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Saleh ibnu Umar, dari Yazid ibnu Abu Ziad, dari Abdur Rahman ibnu Abu Laila, dari Al-Barra Radhiyallahu Anhu yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda: Barang siapa yang menyebut Madinah dengan sebutan Yasrib, hendaklah ia memohon ampun kepada Allah Swt. karena sesungguhnya kota ini adalah Tabah, ia adalah Tabah.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara tunggal, di dalam sanadnya terkandung ke-daif-an, hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

Menurut suatu pendapat, dinamakan Yasrib pada asalnya karena seorang lelaki yang bermukim padanya dari kalangan bangsa Amaliqah; lelaki itu bernama Yasrib ibnu Mahabil ibnu Aus ibnu Amlaq ibnu Lauz ibnu Iram ibnu Sam ibnu Nuh. Demikianlah menurut As-Suhaili. As-Suhaili mengatakan, sesungguhnya di dalam kitab Taurat kota Madinah disebutkan mempunyai sebelas nama, yaitu Madinah, Tabah, Taibah, Miskinah, Jabirah, Mahabbah, Mahbubah, Qasimah, Majburah, Azra, dan Marhumah.

Diriwayatkan dari Ka'bul Ahbar yang mengatakan, "Kami menjumpai di dalam kitab Taurat Allah berfirman kepada kota Madinah, 'Hai Taibah, hai Tabah, hai Miskinah, janganlah engkau mengurangi perbendaharaanmu, angkatlah bebatuanmu di atas bebatuan kota lainnya'."

**********

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{لَا مُقَامَ لَكُمْ}

tidak ada tempat bagi kalian. (Al-Ahzab: 13)

Yakni di markas mereka itu yang ada didekat markas Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam

{فَارْجِعُوا}

maka kembalilah kalian. (Al-Ahzab: 13)

ke rumah dan kampung halaman kalian.

{وَيَسْتَأْذِنُ فَرِيقٌ مِنْهُمُ النَّبِيَّ}

Dan sebagian dari mereka minta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang). (Al-Ahzab: 13)

Menurut Aufi, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu, mereka yang meminta izin ini adalah Bani Harisah; mereka mengatakan bahwa rumah-rumah mereka terbuka, mereka takut rumah-rumahnya dimasuki oleh para pencuri. 

Hal yang sama dikatakan oleh lainnya yang bukan hanya seorang.

Ibnu Ishaq menyebutkan, orang yang mengatakan demikian adalah Aus ibnu Qaizi. 

Dia mengatakan (kepada teman-temannya), "Beralasanlah kalian untuk pulang ke rumah kalian, bahwa rumah-rumah kalian adalah tidak ada penjaganya." Yakni tidak ada yang menghalang-halanginya dari serangan musuh, padahal kenyataannya mereka takut kepada musuh.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{وَمَا هِيَ بِعَوْرَةٍ}

Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka. (Al-Ahzab: 13)

Yaitu tidaklah seperti apa yang mereka sangka.

{إِنْ يُرِيدُونَ إِلا فِرَارًا}

mereka tidak lain hanyalah hendak lari. (Al-Ahzab: 13)

Maksudnya, lari dari medan perang.