Simak penjelasanya
Ustadz Yachya yusliha
Senin, 20 Juni 2022 - 05:00WIB
Kita sepatutnya bersyukur karena manusiamempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh Malaikat. Manusia dipilih oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi karena memiliki keistimewaan dari seluruh makhluk-Nya.
Dalam Al-Qur'an diceritakan ketika Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi, para Malaikat bertanya mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah, padahal mereka banyak berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah? Allah menjawab bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para Malaikat.
Untuk mengetahui apa keistimewaan manusia,mari kita simak firman-Nya berikut:
قَالَ يٰٓـاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۚ فَلَمَّآ اَنۡۢبَاَهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُل لَّـكُمۡ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۙ وَاَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَمَا كُنۡتُمۡ تَكۡتُمُوۡنَ
Artinya: "Dia (Allah) berfirman, 'Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Surat Al-Baqarah Ayat 33)
Diterangkan dalam Tafsir Kemenag, Allah memberi kesempatan kepada Nabi Adam 'alaihissalam untuk menyebutkan nama benda-benda yang telah Allah ajarkan kepadanya. Dia berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!"
Lalu Nabi Adam pun menyebutkan nama benda-benda itu dengan segala macam kegunaan dan manfaatnya. Pada saat itulah Malaikat menyadari bahwa manusialah yang pantas untuk menjadi khalifah di bumi ini. Nabi Adam menyebutkan nama-nama benda-benda itu berikut manfaat dan kegunaannya.
Allah memberi dua alasan tentang penunjukan Nabi Adam menjadi khalifah. Pertama, bahwa Dia mengetahui rahasia di jagat raya yaitu semua yang ada di langit dan bumi. Kedua, bahwa Allah mengetahui apa yang dipendam dalam diri Malaikat dan juga hati manusia. Jika demikian, maka kehendak Allah menjadikan manusia sebagai khalifah sudah pasti mempunyai banyak hikmah.
Malaikat ternyata tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan nama benda-benda yang diperlihatkan Allah kepada mereka. Dalam pengangkatan Adam sebagai khalifah di bumi terkandung makna yang tinggi yang tak diketahui para Malaikat. Mereka tidak dapat mengetahui rahasia-rahasia alam, serta ciri khas yang ada pada masing-masing makhluk, sebab para malaikat sangat berbeda keadaannya dengan manusia.
Mereka tidak mempunyai kebutuhan apa-apa, seperti sandang, pangan dan harta benda. Seandainya Malaikat dijadikan penghuni dan penguasa di bumi ini, niscaya tak akan ada sawah dan ladang, tak akan ada pabrik dan tambang-tambang, tak akan ada gedung-gedung yang tinggi menjulang. Juga tidak akan lahir bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang telah dicapai manusia sekarang ini.
Dengan kekuatan akalnya, manusia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat melakukan hal-hal yang hampir tak terhitung jumlahnya. Dengan kekuatan itu, manusia dapat memberikan kemaslahatan. Dia dapat mengolah tanah yang gersang menjadi tanah yang subur.
Dengan bahan-bahan yang tersedia di bumi ini manusia dapat membuat variasi-variasi baru yang belum pernah ada. Pengawinan antara kuda dengan keledai, melahirkan hewan jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu hewan yang disebut "bagal". Kemudian menyilangkan tumbuh-tumbuhan yang berbunga putih dengan yang berbunga merah, maka lahirlah tumbuh-tumbuhan jenis baru, yang berbunga merah putih.
Pengolahan logam menjadi barang-barang perhiasan yang beraneka ragam dan alat-alat keperluan hidup sehari-hari dan pengolahan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan menjadi bahan pakaian dan makanan untuk kesejahteraan mereka. Pada zaman sekarang ini dapat disaksikan berjuta-juta macam benda hasil penemuan manusia, baik yang kecil maupun yang besar, sebagai hasil kekuatan akalnya.
Malaikat Tidak Punya Hawa Nafsu
Allah menciptakan Malaikat dari Nur (cahaya). Mereka tidak mempunyai hawa nafsu yang mendorong mereka untuk bekerja mengolah benda-benda alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan hidup mereka.
Malaikat merupakan makhluk yang tercipta untuk patuh kepada Allah. Mereka tak pernah lelah bertasbih. Selalu mematuhi dan menaati perintah Allah. Allah berfirman: "....Mereka (Malaikat) tidak dapat durhaka kepada Allah dalam hal apa saja yang Ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka." (QS. At-Tahriim: 6)
Allah yang Maha Agung menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan dan masing-masing dari mereka memiliki tugas tertentu. Secara fisik digambarkan, Malaikat mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat bahkan lebih.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS Al-Mujadalah: 11)
Terkait penciptaan manusia, Allah berfirman: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS Al-Hijr: 26)
Penjelasan Sains
Pertanyaannya, mengapa Nabi Adam mampu menjelaskan nama-nama benda-benda, sedangkan Malaikat tidak mampu? Dalam beberapa surah, termasuk Surah Al-Hijr di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah.
Dalam perspektif sains, tanah mengandung banyak atom-atom atau unsur-unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam proses reaksi kimiawi maupun biokimiawi untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks.
Contoh-contoh unsur-unsur yang ada di tanah itu antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn) dll. Juga dengan adanya unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), fosfor (P) dan oksigen (O), maka unsur-unsur metal maupun metalloid diatas mampu menjadi katalis dalam proses reaksi biokimiawi untuk membentuk molekul yang lebih kompleks seperti ureum, asam amino atau bahkan nukleotida.
Molekul-molekul ini dikenal sebagai molekul organik, pendukung suatu proses kehidupan. Otak manusia, yang merupakan organ penting untuk menerima informasi, kemudian menyimpannya serta mengeluarkannya kembali. Terbuat dari unsur-unsur kimiawi di atas yang tersusun menjadi makro-molekul dan jaringan otak.
Instrumen penyimpan informasi lainnya yang dimiliki oleh manusia adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai DNA atau desoxyribonucleic acid: asam desoksi ribonukleat. Baik jaringan otak manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri dari unsur-unsur utama C,H,O, N dan P.
Prof Carl Sagan dari Princeton University AS dalam bukunya "The Dragon of Eden" memberikan gambaran bahwa manusia memang unggul bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah. Salah satu keunggulannya adalah manusia dilengkapi dengan sistem penyimpan informasi/memori.
Sistem penyimpan informasi pada manusia ada dua macam, yaitu: (1) Jaringan Otak, yang menyimpan informasi apapun yang dapat direkam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi sebanyak 1013 bits atau 107 Gbits. Penyimpan informasi yang ke (2). DNA-Kromosomal, yaitu molekul DNA yang ada di kromosom, yang menyimpan informasi genetik manusia.
Informasi ini akan dialihkan atau diturunkan kepada keturunannya. DNA-kromosomal manusia mampu menyimpan memori sebanyak 2x1010 bits atau sekitar 2x104 Gbits. Kapasitas menyimpan informasi DNA-kromosomal manusia ini sebanding dengan buku setebal 2.000.000 halaman, atau sebanding dengan 4000 jilid buku @ 500 halaman.
Kedua penyimpan memori yang canggih ini terbuat dari unsur-unsur yang ada di tanah. Inilah jawabannya mengapa Adam mampu menangkap dan mengerti semua yang diajarkan Allah, berupa nama-nama benda-benda serta mengungkapkannya kembali dengan benar.
Manusia dilengkapi dangan instrumen penyimpan dan pengekspresi kembali memory: jaringan Otak dan DNA yang terdiri dari unsur-unsur tanah itu. Sedangkan Malaikat tidak demikian. Adapun Iblis menyombongkan diri, karena kebodohannya dalam memahami ciptaan Allah dengan melecehkan unsur tanah.
Baca Juga: Allah Taala Menugaskan Malaikat dan Jin untuk Dampingi Tiap Orang, Apa Kerja Mereka?
Dalam Al-Qur'an diceritakan ketika Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi, para Malaikat bertanya mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah, padahal mereka banyak berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah? Allah menjawab bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para Malaikat.
Untuk mengetahui apa keistimewaan manusia,mari kita simak firman-Nya berikut:
قَالَ يٰٓـاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۚ فَلَمَّآ اَنۡۢبَاَهُمۡ بِاَسۡمَآٮِٕهِمۡۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُل لَّـكُمۡ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ غَيۡبَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِۙ وَاَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَمَا كُنۡتُمۡ تَكۡتُمُوۡنَ
Artinya: "Dia (Allah) berfirman, 'Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?" (Surat Al-Baqarah Ayat 33)
Diterangkan dalam Tafsir Kemenag, Allah memberi kesempatan kepada Nabi Adam 'alaihissalam untuk menyebutkan nama benda-benda yang telah Allah ajarkan kepadanya. Dia berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!"
Lalu Nabi Adam pun menyebutkan nama benda-benda itu dengan segala macam kegunaan dan manfaatnya. Pada saat itulah Malaikat menyadari bahwa manusialah yang pantas untuk menjadi khalifah di bumi ini. Nabi Adam menyebutkan nama-nama benda-benda itu berikut manfaat dan kegunaannya.
Allah memberi dua alasan tentang penunjukan Nabi Adam menjadi khalifah. Pertama, bahwa Dia mengetahui rahasia di jagat raya yaitu semua yang ada di langit dan bumi. Kedua, bahwa Allah mengetahui apa yang dipendam dalam diri Malaikat dan juga hati manusia. Jika demikian, maka kehendak Allah menjadikan manusia sebagai khalifah sudah pasti mempunyai banyak hikmah.
Malaikat ternyata tidak tahu dan tidak dapat menyebutkan nama benda-benda yang diperlihatkan Allah kepada mereka. Dalam pengangkatan Adam sebagai khalifah di bumi terkandung makna yang tinggi yang tak diketahui para Malaikat. Mereka tidak dapat mengetahui rahasia-rahasia alam, serta ciri khas yang ada pada masing-masing makhluk, sebab para malaikat sangat berbeda keadaannya dengan manusia.
Mereka tidak mempunyai kebutuhan apa-apa, seperti sandang, pangan dan harta benda. Seandainya Malaikat dijadikan penghuni dan penguasa di bumi ini, niscaya tak akan ada sawah dan ladang, tak akan ada pabrik dan tambang-tambang, tak akan ada gedung-gedung yang tinggi menjulang. Juga tidak akan lahir bermacam-macam ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang telah dicapai manusia sekarang ini.
Dengan kekuatan akalnya, manusia memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dapat melakukan hal-hal yang hampir tak terhitung jumlahnya. Dengan kekuatan itu, manusia dapat memberikan kemaslahatan. Dia dapat mengolah tanah yang gersang menjadi tanah yang subur.
Dengan bahan-bahan yang tersedia di bumi ini manusia dapat membuat variasi-variasi baru yang belum pernah ada. Pengawinan antara kuda dengan keledai, melahirkan hewan jenis baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu hewan yang disebut "bagal". Kemudian menyilangkan tumbuh-tumbuhan yang berbunga putih dengan yang berbunga merah, maka lahirlah tumbuh-tumbuhan jenis baru, yang berbunga merah putih.
Pengolahan logam menjadi barang-barang perhiasan yang beraneka ragam dan alat-alat keperluan hidup sehari-hari dan pengolahan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan menjadi bahan pakaian dan makanan untuk kesejahteraan mereka. Pada zaman sekarang ini dapat disaksikan berjuta-juta macam benda hasil penemuan manusia, baik yang kecil maupun yang besar, sebagai hasil kekuatan akalnya.
Malaikat Tidak Punya Hawa Nafsu
Allah menciptakan Malaikat dari Nur (cahaya). Mereka tidak mempunyai hawa nafsu yang mendorong mereka untuk bekerja mengolah benda-benda alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan hidup mereka.
Malaikat merupakan makhluk yang tercipta untuk patuh kepada Allah. Mereka tak pernah lelah bertasbih. Selalu mematuhi dan menaati perintah Allah. Allah berfirman: "....Mereka (Malaikat) tidak dapat durhaka kepada Allah dalam hal apa saja yang Ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka." (QS. At-Tahriim: 6)
Allah yang Maha Agung menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan dan masing-masing dari mereka memiliki tugas tertentu. Secara fisik digambarkan, Malaikat mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat bahkan lebih.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS Al-Mujadalah: 11)
Terkait penciptaan manusia, Allah berfirman: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (QS Al-Hijr: 26)
Penjelasan Sains
Pertanyaannya, mengapa Nabi Adam mampu menjelaskan nama-nama benda-benda, sedangkan Malaikat tidak mampu? Dalam beberapa surah, termasuk Surah Al-Hijr di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah.
Dalam perspektif sains, tanah mengandung banyak atom-atom atau unsur-unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam proses reaksi kimiawi maupun biokimiawi untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks.
Contoh-contoh unsur-unsur yang ada di tanah itu antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn) dll. Juga dengan adanya unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), fosfor (P) dan oksigen (O), maka unsur-unsur metal maupun metalloid diatas mampu menjadi katalis dalam proses reaksi biokimiawi untuk membentuk molekul yang lebih kompleks seperti ureum, asam amino atau bahkan nukleotida.
Molekul-molekul ini dikenal sebagai molekul organik, pendukung suatu proses kehidupan. Otak manusia, yang merupakan organ penting untuk menerima informasi, kemudian menyimpannya serta mengeluarkannya kembali. Terbuat dari unsur-unsur kimiawi di atas yang tersusun menjadi makro-molekul dan jaringan otak.
Instrumen penyimpan informasi lainnya yang dimiliki oleh manusia adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai DNA atau desoxyribonucleic acid: asam desoksi ribonukleat. Baik jaringan otak manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri dari unsur-unsur utama C,H,O, N dan P.
Prof Carl Sagan dari Princeton University AS dalam bukunya "The Dragon of Eden" memberikan gambaran bahwa manusia memang unggul bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah. Salah satu keunggulannya adalah manusia dilengkapi dengan sistem penyimpan informasi/memori.
Sistem penyimpan informasi pada manusia ada dua macam, yaitu: (1) Jaringan Otak, yang menyimpan informasi apapun yang dapat direkam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi sebanyak 1013 bits atau 107 Gbits. Penyimpan informasi yang ke (2). DNA-Kromosomal, yaitu molekul DNA yang ada di kromosom, yang menyimpan informasi genetik manusia.
Informasi ini akan dialihkan atau diturunkan kepada keturunannya. DNA-kromosomal manusia mampu menyimpan memori sebanyak 2x1010 bits atau sekitar 2x104 Gbits. Kapasitas menyimpan informasi DNA-kromosomal manusia ini sebanding dengan buku setebal 2.000.000 halaman, atau sebanding dengan 4000 jilid buku @ 500 halaman.
Kedua penyimpan memori yang canggih ini terbuat dari unsur-unsur yang ada di tanah. Inilah jawabannya mengapa Adam mampu menangkap dan mengerti semua yang diajarkan Allah, berupa nama-nama benda-benda serta mengungkapkannya kembali dengan benar.
Manusia dilengkapi dangan instrumen penyimpan dan pengekspresi kembali memory: jaringan Otak dan DNA yang terdiri dari unsur-unsur tanah itu. Sedangkan Malaikat tidak demikian. Adapun Iblis menyombongkan diri, karena kebodohannya dalam memahami ciptaan Allah dengan melecehkan unsur tanah.
Baca Juga: Allah Taala Menugaskan Malaikat dan Jin untuk Dampingi Tiap Orang, Apa Kerja Mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar