Senin, 22 Agustus 2022

MULUTMU HARIMAUMU


Mungkin anda pernah mendengar istilah pepatah : mulutmu harimaumu, yang siap menerkammu.


Apa maknanya? tidak sulit menjelaskan jika kita melihat sendiri akibat mulut yang asal bicara justru menjadi bumerang yang menyakiti hati orang lain,dan merusak hubungan antar manusia.


Berbicara memang menjadi salah satu standar menilai kepribadian seseorang. 

Siapa pun dan dimana pun , ketika seseorang berbicara maka orang lain akan langsung dapat menilai , buah bibirnya berkata baik atau sebaliknya.

 
Tapi, rupanya tidak banyak yang menyadari bahwa apa yang diungkapkan mulutnya menjadi kenyataan. 

Syukur jika baik, bagaimanakah jika yang buruk terucapkan.

 Menjadi penyesalan tak berujung akhirnya...


Berikut kisah yang semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua...berhati-hati menjaga ucapan:


Fatir, 4 tahun, meninggal dunia tersambar mobil didepan rumahnya.


Hal yang terngiang-ngiang oleh mama Fatir saat memandikan si buah hati untuk terakhir kalinya adalah omelannya tadi siang, 
_"Kamu ini, bisanya bikin berantakan aja! Taunya nangis aja! Mama capek ngurusin kamu!"_
Via, 16 tahun, ditemukan meninggal disebuah lahan kosong.


Yang diingat papinya saat memimpin shalat jenazah putrinya adalah bentakan beliau pada Via malam sebelumnya, 
_"Kok bisa sih papi punya anak sebodoh kamu! Lagi2 ranking terakhir di kelas! Bikin malu keluarga saja kamu ini!"_


Pak Burhan, 43 tahun, meninggal di TKP ketika ditusuk begal saat mempertahankan sepeda motornya.


Isterinya mengenang kata-kata terakhir yang dilontarkannya pada mendiang suaminya,  


_"Kayaknya di seluruh kompleks perumahan kita ini, cuma kamu deh suami kere yang gak sanggup beliin istrinya mobil, Mas."_
Bu Anik, 37 tahun, meninggal dunia karena serangan jantung mendadak saat berbelanja di pasar.


Suaminya mencoba melupakan sindiran pedas yang dikatakannya pada sang istri tadi pagi, 


_"Ngapain sih nitip-nitip beli martabak? Kamu tuh harusnya ngurangin makan bukannya ngemil melulu. Ngaca dong, badan udah gak ada bentuk gitu!"_

Takdir Tuhan tak bisa diintervensi tapi, pilihan kata2 baik maupun buruk yang dirangkai oleh lidah ini, sepenuhnya berada dalam kendali kita.


Renungkan sejenak, bagaimana jika ucapan setajam belati yang menghunjam perasaan orang-orang tercinta, ternyata ditakdirkan menjadi kata-kata terakhir kita.


Ternyata manusia hanya butuh waktu dua tahun utk belajar bicara tetapi, 


Butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar diam.

Hikmah Santun dan Hati-hati Bicara ????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar