Kisah Abu Jahal yang mengklaim mengetahui pohon Zaqqum menarik untuk kita ketahui karena berkaitan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an. Seperti diketahui Zaqqum adalah pohon neraka yang sangat panas sebagai hidangan untuk orang-orang musyrik.
Lagi-lagi Abu Jahal dengan kejahilannya mengklaim mengetahui pohon Zaqqum yang merupakan peringatan bagi orang-orang kafir. Abu Jahal memang terkenal akan permusuhannya terhadap Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim.
Pemuka kafir Mekkah bernama asli Amr bin Hisyam itu dicatat dalam Al-Qur'an sebagai salah satu ahli neraka. Ia mati terbunuh dalam Perang Badar pada tahun ke-2 Hijriyah. Nasibnya berbeda dengan putranya, Ikrimah radhiyallahu 'anhu yang memeluk Islam dan menjadi seorang syuhada.
Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam diceritakan, ketika Allah Ta 'ala menyebutkan tentang pohon Zaqqum, Abu Jahal bin Hisyam justru menanggapinya dengan berkata: "Hai orang-orang Quraisy, apakah kalian mengetahui pohon Zaqqum di mana Muhammad mengancam kalian dengannya?"
Mereka menjawab: "Tidak tahu." Abu Jahal berkata: "Pohon Zaqqum ialah kurma Yatsrib (Madinah) dalam mentega. Demi Allah, jika kami menemukannya, kami pasti mencabutnya dengan keras."
Kemudian Allah Ta 'ala menurunkan ayat Al-Qur'an tentang ucapan Abu Jahaltersebut:
إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الأثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46)
Artinya: "Sesungguhnya pohon Zaqqum -itu makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas." (QS Ad-Dukhan: ayat 43-46)
Ibnu Hisyam berkata: "Al-Muhlu artinya apa saja yang engkau lelehkan misalnya tembaga, timah dan lain sebagainya seperti dikatakan kepadaku oleh Abu Ubaidah. Aku diberitahu dari Al-Hasan bin Abu Al-Hasan yang berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud adalah petugas Baitul Mai di Kufah pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab.
Pada suatu hari, Abdullah bin Mas'ud memerintahkannya melelehkan perak, kemudian lelehan perak itu membentuk banyak warna. Beliau berkata: "Apakah ada orang di balik pintu?" Orang-orang menjawab: "Ya, ada."
"Suruh mereka masuk." Mereka pun masuk, kemudian Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya sesuatu yang kalian lihat yang paling mirip dengan al-Muhlu adalah ini."
Ada yang mengatakan al-Muhlu ialah nanah yang bercampur darah dari tubuh. Juga disampaikan kepadaku bahwa ketika Abu Bakar hendak meninggal dunia, beliau memerintahkan dimandikan dengan dua baju yang biasa dikenakannya dan dikafani dengan kedua baju tersebut.
Ummul Mukminin Aisyah berkata kepada Abu Bakar. "Ayah, sungguh Allah telah membuatmu kaya. Coba ayah beli baju yang lain!" Abu Bakar berkata: "Sesungguhnya waktu itu hanya sedetik, kemudian berubah menjadi al-Muhlu'."
Allah Ta 'ala juga menurunkan ayat tentang Abu Jahal bin Hisyam. Berikut firman-Nya dalam Surat Al-Isra Ayat 60:
وَاِذۡ قُلۡنَا لَـكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِ ؕ وَمَا جَعَلۡنَا الرُّءۡيَا الَّتِىۡۤ اَرَيۡنٰكَ اِلَّا فِتۡنَةً لِّلنَّاسِ وَ الشَّجَرَةَ الۡمَلۡعُوۡنَةَ فِى الۡقُرۡاٰنِ ؕ وَنُخَوِّفُهُمۡۙ فَمَا يَزِيۡدُهُمۡ اِلَّا طُغۡيَانًا كَبِيۡرًا
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia." Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (Zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka." (Al-Isra Ayat 60)
Begitulah kejahilan Abu Jahal yang kelewat batas menanggapi firman Allah tentang pohon Zaqqum yang terkutuk dalam Al-Qur'an. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita.
Wallahu A'lam
Lagi-lagi Abu Jahal dengan kejahilannya mengklaim mengetahui pohon Zaqqum yang merupakan peringatan bagi orang-orang kafir. Abu Jahal memang terkenal akan permusuhannya terhadap Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim.
Pemuka kafir Mekkah bernama asli Amr bin Hisyam itu dicatat dalam Al-Qur'an sebagai salah satu ahli neraka. Ia mati terbunuh dalam Perang Badar pada tahun ke-2 Hijriyah. Nasibnya berbeda dengan putranya, Ikrimah radhiyallahu 'anhu yang memeluk Islam dan menjadi seorang syuhada.
Dalam Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam diceritakan, ketika Allah Ta 'ala menyebutkan tentang pohon Zaqqum, Abu Jahal bin Hisyam justru menanggapinya dengan berkata: "Hai orang-orang Quraisy, apakah kalian mengetahui pohon Zaqqum di mana Muhammad mengancam kalian dengannya?"
Mereka menjawab: "Tidak tahu." Abu Jahal berkata: "Pohon Zaqqum ialah kurma Yatsrib (Madinah) dalam mentega. Demi Allah, jika kami menemukannya, kami pasti mencabutnya dengan keras."
Kemudian Allah Ta 'ala menurunkan ayat Al-Qur'an tentang ucapan Abu Jahaltersebut:
إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الأثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46)
Artinya: "Sesungguhnya pohon Zaqqum -itu makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas." (QS Ad-Dukhan: ayat 43-46)
Ibnu Hisyam berkata: "Al-Muhlu artinya apa saja yang engkau lelehkan misalnya tembaga, timah dan lain sebagainya seperti dikatakan kepadaku oleh Abu Ubaidah. Aku diberitahu dari Al-Hasan bin Abu Al-Hasan yang berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud adalah petugas Baitul Mai di Kufah pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab.
Pada suatu hari, Abdullah bin Mas'ud memerintahkannya melelehkan perak, kemudian lelehan perak itu membentuk banyak warna. Beliau berkata: "Apakah ada orang di balik pintu?" Orang-orang menjawab: "Ya, ada."
"Suruh mereka masuk." Mereka pun masuk, kemudian Abdullah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya sesuatu yang kalian lihat yang paling mirip dengan al-Muhlu adalah ini."
Ada yang mengatakan al-Muhlu ialah nanah yang bercampur darah dari tubuh. Juga disampaikan kepadaku bahwa ketika Abu Bakar hendak meninggal dunia, beliau memerintahkan dimandikan dengan dua baju yang biasa dikenakannya dan dikafani dengan kedua baju tersebut.
Ummul Mukminin Aisyah berkata kepada Abu Bakar. "Ayah, sungguh Allah telah membuatmu kaya. Coba ayah beli baju yang lain!" Abu Bakar berkata: "Sesungguhnya waktu itu hanya sedetik, kemudian berubah menjadi al-Muhlu'."
Allah Ta 'ala juga menurunkan ayat tentang Abu Jahal bin Hisyam. Berikut firman-Nya dalam Surat Al-Isra Ayat 60:
وَاِذۡ قُلۡنَا لَـكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِ ؕ وَمَا جَعَلۡنَا الرُّءۡيَا الَّتِىۡۤ اَرَيۡنٰكَ اِلَّا فِتۡنَةً لِّلنَّاسِ وَ الشَّجَرَةَ الۡمَلۡعُوۡنَةَ فِى الۡقُرۡاٰنِ ؕ وَنُخَوِّفُهُمۡۙ فَمَا يَزِيۡدُهُمۡ اِلَّا طُغۡيَانًا كَبِيۡرًا
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia." Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (Zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka." (Al-Isra Ayat 60)
Begitulah kejahilan Abu Jahal yang kelewat batas menanggapi firman Allah tentang pohon Zaqqum yang terkutuk dalam Al-Qur'an. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi kita.
Wallahu A'lam
DONASI (Ustadz Yachya Yusliha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar