Di luar medan perang melawan musuh, ada keutamaan berjihad bagi perempuan yakni yang disebutkan Rasulullah Shallalahualaihi wa Sallam, yakni jihadnya perempuan adalah berhaji. Foto ilustrasi/ist
Keutamaan berjihad bagi perempuan sangat banyak. Keutamaannya bisa ditemukan dalam hadis nabi dan literatur kitab-kitab ulama. Artinya, berjihad bagi perempuan juga memberikan pahala terbaik dan sangat besar bagi pelakunya.
Syaikh Yusuf Al 'Usairi dalam kitab yang sudah diterjemahkan berjudul' Muslimah Berjihad', dalam pengantar buku disebutkan bahwa tidak satu orang Islam pun yang tidak tergiur dengan besarnya pahala jihad, terutama melawan musuh di medan perang. Dan kalangan perempuan diperbolehkan berjihad dalam peperangan, misalnya, menjadi juru masak bagi laki-laki yang berperang atau berjihad .
Baca juga: Adakah Jihad Perempuan di Era Kekinian?
Namun, pendapat jumhur atau kesepakatan dan ulama bahwa jihad dalam artian melawan musuh tidak ada kewajibannya bagi perempuan. Juga tidak disunahkan. Syaikh Yusuf Al 'Usairi menukil mazhab Imam Hanafi menegaskan bahwa tidak ada kewajiban jihad dalam arti melawan musuh di medan perang bagi anak belum dewasa dan perempuan, karena keduanya tidak pantas memikul beratnya. Pendapat sama juga ditegaskan oleh ketiga mazhab lainnya. Yakni mazhab Imam Maliki, Syafi'i, dan Hambali.
Menurut Syaikh Abdul Karim bin Abdillah Al Khudhair, bagi wanita tidak ada kewajiban jihad dalam artian khusus, yaitu jihad berperang melawan musuh. Namun, jihadnya wanita adalah (sebagaimana hadits).
โBagi mereka (wanita) jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrahโ (HR. Ibnu Majah).
Tapi, jika wanita mau ikut dalam terlibat peperangan membantu para mujahidin, seperti melakukan perawatan, memasak, memberi bantuan medis, atau yang lainnya, dibolehkan dengan catatan harus aman dari fitnah.
Hal ini terdapat dalam sebagian riwayat, antara lain dalam hadis Bukhari.
Hadis Rabiโ binti Muโawwidz, radhiyallahuโanha :
โKami (para wanita) dahulu (ikut berjihad) bersama Nabi Shallallahuโalaihi Wasallam, kami memberi minum dan mengobati orang yang terluka dan mengurusi jenazah agar dipulangkan ke Madinah." (HR. Bukhari).
Namun sekali lagi, harus dengan syarat aman dari fitnah. Karena โmencegah keburukan lebih didahulukan daripada mencari keutamaan.
Di luar medan perang melawan musuh, ada keutamaan berjihad bagi perempuan yakni yang disebutkan Rasulullah Shallalahu'alaihi wa Sallam. Jihadnya perempuan adalah berhaji.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Harus Berjihad dengan Harta, Nomor Terakhir Mengingatkan tentang Kematian
Hadis dari hadis Ummul Muโminin AisyahRadhiyallahuโanha:
โAku meminta izin kepada Nabi Shallallahuโalaihi Wasallam untuk pergi berjihad, lalu beliau bersabda: โJihad kalian (wanita) adalah haji." (HR. Bukhari).
Keutamaan berjihad yang lainnya dari kaum perempuan adalah mengurus rumah (dengan segala macam kesibukannya).
Anas bin Malik bercerita bahwa kaum wanita mendatangi Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam:
โWahai Rasulullah, kaum laki-laki memiliki keutamaan dengan jihad fisabilillah, lalu bagaimana kami mendapatkan nilai jihad fisabilillah?โRasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda:โSiapa di antara kalian yang berdiam di rumahnya โ atau yang seperti itu- maka itu setara dengan amalnya para mujahidin fisabilillah.โ(Imam Ibnu Katsir).
Lalu disebutkan pula jihadnya perempuan adalah umrah dan haji, seperti yang telah disebutkan di atas.
Dari Abu Hurairah radhiyallahuโ anhu bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
โJihadnya orang tua, anak-anak, orang lemah, dan kaum wanita adalah haji dan umrah.โ(HR. An Nasaโ i)
Melahirkan anak juga disebut Rasulullah sebagai jihadnya wanita di luar medan peperangan.
Rasulullahshallallahu โalaihi wa sallambersabda:
Mati syahid itu ada tujuh golongan, selain terbunuh (jihad) fi sabilillah adalah โOrang yang kena thaโun, tenggelam, luka-luka di tubuh, sakit perut, terbakar, tertiban, dan wanita melahirkan.โ(HR. Abu Daud).
Baca juga: Kenikmatan Sifat Qanaah yang Perlu Diketahui Seorang Muslimah
Wallahu A'lam
Syaikh Yusuf Al 'Usairi dalam kitab yang sudah diterjemahkan berjudul' Muslimah Berjihad', dalam pengantar buku disebutkan bahwa tidak satu orang Islam pun yang tidak tergiur dengan besarnya pahala jihad, terutama melawan musuh di medan perang. Dan kalangan perempuan diperbolehkan berjihad dalam peperangan, misalnya, menjadi juru masak bagi laki-laki yang berperang atau berjihad .
Baca juga: Adakah Jihad Perempuan di Era Kekinian?
Namun, pendapat jumhur atau kesepakatan dan ulama bahwa jihad dalam artian melawan musuh tidak ada kewajibannya bagi perempuan. Juga tidak disunahkan. Syaikh Yusuf Al 'Usairi menukil mazhab Imam Hanafi menegaskan bahwa tidak ada kewajiban jihad dalam arti melawan musuh di medan perang bagi anak belum dewasa dan perempuan, karena keduanya tidak pantas memikul beratnya. Pendapat sama juga ditegaskan oleh ketiga mazhab lainnya. Yakni mazhab Imam Maliki, Syafi'i, dan Hambali.
Menurut Syaikh Abdul Karim bin Abdillah Al Khudhair, bagi wanita tidak ada kewajiban jihad dalam artian khusus, yaitu jihad berperang melawan musuh. Namun, jihadnya wanita adalah (sebagaimana hadits).
โBagi mereka (wanita) jihad yang tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu haji dan umrahโ (HR. Ibnu Majah).
Tapi, jika wanita mau ikut dalam terlibat peperangan membantu para mujahidin, seperti melakukan perawatan, memasak, memberi bantuan medis, atau yang lainnya, dibolehkan dengan catatan harus aman dari fitnah.
Hal ini terdapat dalam sebagian riwayat, antara lain dalam hadis Bukhari.
Hadis Rabiโ binti Muโawwidz, radhiyallahuโanha :
โKami (para wanita) dahulu (ikut berjihad) bersama Nabi Shallallahuโalaihi Wasallam, kami memberi minum dan mengobati orang yang terluka dan mengurusi jenazah agar dipulangkan ke Madinah." (HR. Bukhari).
Namun sekali lagi, harus dengan syarat aman dari fitnah. Karena โmencegah keburukan lebih didahulukan daripada mencari keutamaan.
Di luar medan perang melawan musuh, ada keutamaan berjihad bagi perempuan yakni yang disebutkan Rasulullah Shallalahu'alaihi wa Sallam. Jihadnya perempuan adalah berhaji.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Harus Berjihad dengan Harta, Nomor Terakhir Mengingatkan tentang Kematian
Hadis dari hadis Ummul Muโminin AisyahRadhiyallahuโanha:
โAku meminta izin kepada Nabi Shallallahuโalaihi Wasallam untuk pergi berjihad, lalu beliau bersabda: โJihad kalian (wanita) adalah haji." (HR. Bukhari).
Keutamaan berjihad yang lainnya dari kaum perempuan adalah mengurus rumah (dengan segala macam kesibukannya).
ุนููู ุฃูููุณูุ ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููุ ููุงูู: ุฌูุฆููู ุงููููุณูุงุกู ุฅูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ูููููููู: ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ุฐูููุจู ุงูุฑููุฌูุงูู ุจูุงููููุถููู ููุงููุฌูููุงุฏู ููู ุณูุจูููู ุงูููููู ุชูุนูุงูููุ ููู
ูุง ููููุง ุนูู
ููู ููุฏูุฑููู ุจููู ุนูู
ููู ุงููู
ูุฌูุงููุฏูููู ููู ุณูุจูููู ุงููููููุ ููููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู: โู
ููู ููุนูุฏู -ุฃููู ููููู
ูุฉู ููุญูููููุง -ู
ูููููููู ููู ุจูููุชูููุง ููุฅููููููุง ุชูุฏูุฑููู ุนูู
ููู ุงููู
ูุฌูุงููุฏูููู ููู ุณูุจูููู ุงููููููโ
Anas bin Malik bercerita bahwa kaum wanita mendatangi Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam:
โWahai Rasulullah, kaum laki-laki memiliki keutamaan dengan jihad fisabilillah, lalu bagaimana kami mendapatkan nilai jihad fisabilillah?โRasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda:โSiapa di antara kalian yang berdiam di rumahnya โ atau yang seperti itu- maka itu setara dengan amalnya para mujahidin fisabilillah.โ(Imam Ibnu Katsir).
Lalu disebutkan pula jihadnya perempuan adalah umrah dan haji, seperti yang telah disebutkan di atas.
Dari Abu Hurairah radhiyallahuโ anhu bahwa Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda:
ุฌูุงุฏู ุงููุจูุฑู ูุงูุตุบูุฑู ูุงูุถููุนููู ูุงูู
ุฑุฃุฉู ุงูุญุฌูู ูุงูุนู
ุฑุฉู
โJihadnya orang tua, anak-anak, orang lemah, dan kaum wanita adalah haji dan umrah.โ(HR. An Nasaโ i)
Melahirkan anak juga disebut Rasulullah sebagai jihadnya wanita di luar medan peperangan.
Rasulullahshallallahu โalaihi wa sallambersabda:
Mati syahid itu ada tujuh golongan, selain terbunuh (jihad) fi sabilillah adalah โOrang yang kena thaโun, tenggelam, luka-luka di tubuh, sakit perut, terbakar, tertiban, dan wanita melahirkan.โ(HR. Abu Daud).
Baca juga: Kenikmatan Sifat Qanaah yang Perlu Diketahui Seorang Muslimah
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar