Ada beberapa perbedaan antara Alquran dengan hadits qudsi, dan yang terpenting adalah sebagai berikut.
2. Alquran hanya dinisbatkan kepada Allah, sehingga dikatakan Allah Taala berfirman. Adapun hadits qudsi, seperti telah dijelaskan di atas, terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadits qudsi itu kepada Allah adalah nisbah dibuatkan. Maka dikatakan, Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan, terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah saw. tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar, karena Nabi menyampaikan hadits itu dari Allah. Maka, dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.
3. Seluruh isi Alquran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadits-hadits qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadits itu sahih, hasan, dan kadang-kadang daif.
4. Alquran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadits qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadits qudsi ialah wahyu dalam makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadits, diperbolehkan meriwayatkan hadits qudsi dengan maknanya saja.
5. Membaca Alquran merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat. “Maka, bacalah apa yang mudah bagimu dalam Alquran itu.” (Al-Muzamil: 20).
Nilai ibadah membaca Alquran juga terdapat dalam hadits, “Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR Tirmizi dan Ibnu Mas’ud).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar