Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Kemerdekaan Kuatkan Keamanan dan Keimanan".
Khutbah I
ุงูุญَู
ْุฏُ ِِّٰููู ุงْูู
َِِูู ุงูุฏََّّูุงِู، َูุงูุตََّูุงุฉُ َูุงูุณََّูุงู
ُ ุนََูู ู
ُุญَู
َّุฏٍ ุณَِّูุฏِ ََููุฏِ ุนَุฏَْูุงَู، َูุนََูู ุขِِูู َูุตَุญْุจِِู َูุชَุงุจِุนِِْูู ุนََูู ู
َุฑِّ ุงูุฒَّู
َุงِู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َّูุง ุฅَِٰูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู ุงْูู
َُููุฒَُّู ุนَِู ุงْูุฌِุณْู
َِّูุฉِ َูุงْูุฌَِูุฉِ َูุงูุฒَّู
َุงِู َูุงْูู
ََูุงِู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ุณَِّูุฏََูุง ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู ุงَّูุฐِْู َูุงَู ุฎُُُُููู ุงُْููุฑْุขَู ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ، ุนِุจَุงุฏَ ุงูุฑَّุญْู
ِٰู، َูุฅِّูู ุฃُْูุตُِْููู
ْ ََْูููุณِู ุจِุชََْููู ุงِููู ุงูู
ََّูุงِู، ุงَْููุงุฆِِู ِูู ِูุชَุงุจِِู ุงُْููุฑْุขِู: َูุงِุฐْ ุชَุงَุฐََّู ุฑَุจُُّูู
ْ َِْูููٕ ุดََูุฑْุชُู
ْ َูุงَุฒِْูุฏََُّููู
ْ ََِْููููٕ ََููุฑْุชُู
ْ ุงَِّู ุนَุฐَุงุจِْู َูุดَุฏِْูุฏٌ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Alhamdulillah, puji syukur mari kita senantiasa tujukan kepada Allah swt yang telah mencurahkan karunia nikmat Islam, iman, kesehatan, dan kesempatan sehingga sampai dengan detik ini kita masih diberikan umur panjang dan dapat beribadah dengan tenang. Tidak semua orang, khususnya umat Islam, mampu beribadah dengan tenang karena situasi dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk menjalankan tugas utama manusia di dunia. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu misi utama diciptakannya kita ke dunia oleh Allah swt adalah untuk beribadah dengan menyembah-Nya. Hal ini sudah ditegaskan Allah swt dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 56:
َูู
َุง ุฎََْููุชُ ุงْูุฌَِّู َูุงْูุงِْูุณَ ุงَِّูุง َِููุนْุจُุฏُِْูู
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Agar kualitas ibadah yang kita lakukan bisa berhasil maksimal, tentu ketenangan dan keamanan dalam beribadah menjadi faktor penting. Menjalankan ibadah kepada Allah swt, tidak cukup dengan keimanan saja. Kuatnya keimanan harus didukung dengan kondisi keamanan lingkungan agar ibadah bisa dilaksanakan dengan khusyuk atau tenang. Dan alhamdulillah, walhamdulillah, tsummalhamdulillah, kita bangsa Indonesia bisa merasakan bagaimana upaya untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah didukung dengan kondisi lingkungan dan negara yang aman, jauh dari konflik yang menjadikan ibadah kita tidak tenang.
Semua ini, maasyiral muslimin yang dirahmati Allah, patut dan harus kita syukuri serta terus kita pertahankan. Jangan sampai kita menyepelekan karunia ini yang pada akhirnya kenikmatan ini dicabut oleh Allah dan kita beribadah di bawah bayang-bayang konflik dan ketidakamanan. Dengan terus bersyukur dan merawat situasi dan kondisi ini, insyaallah, Allah swt akan memasukkan kita ke dalam orang-orang yang pandai bersyukur dan kenikmatan ini akan terus ditambah oleh Allah swt. Allah berfirman:
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim: 7).
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Tantangan untuk mempertahankan kedamaian dan keamanan ini tentu tidak mudah. Terlebih di era perkembangan teknologi yang mengakibatkan derasnya arus informasi saat ini. Selain bermanfaat untuk hal positif, kemudahan menyebarkan informasi di era digital juga rawan diselewengkan untuk mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam beragama dan berbangsa. Tidak menggunakan senjata dan kekuatan fisik dalam menyerang dan menggerakkan orang untuk bisa dipengaruhi, namun propaganda melalui internet khususnya media sosial terus dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari pola beragama dan bernegara yang telah diwariskan para pendiri bangsa. Berbagai macam aliran dan paham keagamaan transnasional melakukan penetrasi untuk mengubah tatanan beragama dan berbangsa yang cukup ideal bagi bangsa Indonesia ini.
Hal ini tentu harus kita waspadai bersama dengan terus melakukan perlawanan, khususnya perlawanan digital kepada narasi-narasi yang ingin mengganti sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semangat cinta tanah air harus terus digelorakan di dunia nyata dan dunia maya. Kalimat bijak hubbul wathan minal iman (nasionalisme adalah sebagian dari iman) perlu kita contoh dari Rasulullah yang juga telah mengingatkan untuk tetap cinta kepada negeri sendiri.
Sebuah kisah dalam sebuah hadits dari penuturan Ibnu Abbas ra yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban menyebutkan:
ุนَِู ุงุจِْู ุนَุจَّุงุณٍ، َูุงَู: َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงِููู ุตََّูู ุงُููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ: ู
َุง ุฃَุทَْูุจَِู ู
ِْู ุจَْูุฏَุฉٍ َูุฃَุญَุจَِّู ุฅََِّูู، َََْููููุง ุฃََّู َْููู
ِู ุฃَุฎْุฑَุฌُِููู ู
ِِْูู، ู
َุง ุณََْููุชُ ุบَْูุฑَِู
Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu” (HR Ibnu Hibban).
Dari hadits ini kita tahu bahwa bagaimanapun tanah air adalah tempat yang paling tidak bisa dilupakan dalam kehidupan seseorang. Berbagai usaha dilakukan oleh orang yang merantau jauh untuk bisa pulang kembali ke tanah air. Tanah air adalah tempat yang paling dirindukan sehingga perlu untuk dipertahankan keamanan dan kemerdekaannya karena darinya banyak kenangan indah yang tak ingin dirusak dengan hal-hal buruk.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Oleh karenanya, bulan Agustus yang memuat sejarah penting proklamasi kemerdekaan setelah mengalami penjajahan berabad-abad, seyogianya menjadi momentum yang spesial bagi bangsa Indonesia. Kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif sesuai dengan posisi kita masing-masing. Yang petani mari terus bekerja untuk menjadi pahlawan pangan di era modern. Yang guru mari terus didik para generasi bangsa untuk menjadi penerus tongkat estafet peradaban luhur. Termasuk para pelajar dan generasi muda, mari terus tingkatkan kualitas diri dengan belajar sungguh-sungguh untuk terus merawat kemerdekaan dan keamanan negara ini sampai akhir nanti. Dan tentunya semua profesi harus bersama-sama mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif.
Kita tak boleh menjadi orang yang tak tahu berterima kasih dan orang yang melupakan sejarah bagaimana bangsa ini didirikan. Jangan sampai kita menjadi orang yang malah merusak tatanan damai ini. Kita harus melihat masa lalu untuk bekal menatap masa depan. Allah swt berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
ٰูุٓงََُّููุง ุงَّูุฐَِْูู ุงٰู
َُููุง ุงุชَُّููุง ุงَّٰููู َْููุชَْูุธُุฑْ َْููุณٌ ู
َّุง َูุฏَّู
َุชْ ِูุบَุฏٍۚ َูุงุชَُّููุง ุงَّٰูููۗ ุงَِّู ุงَّٰููู ุฎَุจِْูุฑٌ ۢ ุจِู
َุง ุชَุนْู
ََُْููู
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Kita bangsa Indonesia harus menguatkan tekad untuk tidak menjadi orang yang menyesal karena ceroboh dalam mempertahankan kemerdekaan dan keamanan negara ini. Kita bisa belajar dari kasus negara-negara lain seperti di Timur Tengah yang kini banyak dilanda konflik dan peperangan. Beribadah susah dan menguatkan keimanan pun sulit. Semoga kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia ini bisa kita pertahankan sehingga keamanan akan terus kita rasakan yang berbuah kepada semakin kuatnya keimanan dan ketakwaan kita pada Allah swt. Amin
ุจَุงุฑََู ุงُููู ِْูู ََُูููู
ْ ِْูู ุงُْููุฑْุฃَِู ุงَْููุฑِْูู
ِ، َََูููุนَِْูู َูุฅَِّูุงُูู
ْ ุจِู
َุง ِِْููู ู
َِู ุงْูุฃََูุงุชِ َูุงูุฐِّْูุฑِ ุงْูุญَِْููู
ِ، َูุชََูุจََّู ุงُููู ู
ِِّْูู َูู
ُِْููู
ْ ุชِูุงََูุชَُู ุฅَُِّูู َُูู ุงูุณَّู
ِْูุนُ ุงْูุนَِْููู
ِ، َูุงุณْุชَุบِْูุฑُُْูู ุฅَُِّูู َُูู ุงْูุบَُْููุฑُ ุงูุฑَّุญِْูู
ُ.
Khutbah II
ุงَْูุญَู
ْุฏُ ِِّٰููู َََูููู، َูุฃُุตَِّْูู َูุฃُุณَِّูู
ُ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ ุงْูู
ُุตْุทََูู، َูุนََูู ุงِِٰูู َูุฃَุตْุญَุงุจِِู ุฃَِْูู ุงََْูููุง. ุฃَุดَْูุฏُ ุฃَْู َّูุง ุฅَูู ุฅَِّูุง ุงُููู َูุญْุฏَُู َูุง ุดَุฑَِْูู َُูู، َูุฃَุดَْูุฏُ ุฃََّู ุณَِّูุฏََูุง ู
ُุญَู
َّุฏًุง ุนَุจْุฏُُู َูุฑَุณُُُْููู ุฃَู
َّุง ุจَุนْุฏُ، ََููุง ุฃََُّููุง ุงْูู
ُุณِْูู
َُْูู، ุฃُْูุตُِْููู
ْ ََْูููุณِْู ุจِุชََْููู ุงِููู ุงْูุนَِِّูู ุงْูุนَุธِْูู
ِ َูุงุนَْูู
ُْูุง ุฃََّู ุงَููู ุฃَู
َุฑَُูู
ْ ุจِุฃَู
ْุฑٍ ุนَุธِْูู
ٍ، ุฃَู
َุฑَُูู
ْ ุจِุงูุตََّูุงุฉِ َูุงูุณََّูุงู
ِ ุนََูู َูุจِِِّูู ุงَْููุฑِْูู
ِ ََููุงَู: ุฅَِّู ุงَููู َูู
ََูุงุฆَِูุชَُู ُูุตََُّููู ุนََูู ุงَّููุจِِّู، َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู
َُููุง ุตَُّููุง ุนََِْููู َูุณَِّูู
ُูุง ุชَุณِْููู
ًุง
ุงَُّٰูููู
َّ ุตَِّู ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุตََّْููุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุจَุงุฑِْู ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ู
ُุญَู
َّุฏٍ َูู
َุง ุจَุงุฑَْูุชَ ุนََูู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ َูุนََูู ุขِู ุณَِّูุฏَِูุง ุฅِุจْุฑَุงِْููู
َ، ِْูู ุงْูุนَุงَูู
َِْูู ุฅََِّูู ุญَู
ِْูุฏٌ ู
َุฌِْูุฏٌ
ุงَُّٰูููู
َّ ุงุบِْูุฑْ ِْููู
ُุณِْูู
َِْูู َูุงْูู
ُุณِْูู
َุงุชِ ูุงْูู
ُุคْู
َِِْููู َูุงْูู
ُุคْู
َِูุงุชِ ุงْูุฃَุญَْูุงุกِ ู
ُِْููู
ْ َูุงْูุฃَู
َْูุงุชِ، ุงَُّٰูููู
َّ ุงุฏَْูุนْ ุนََّูุง ุงْูุจََูุงุกَ َูุงْูุบََูุงุกَ َูุงَْููุจَุงุกَ َูุงَْููุญْุดَุงุกَ َูุงْูู
َُْููุฑَ َูุงْูุจَุบَْู َูุงูุณَُُّْููู ุงْูู
ُุฎْุชََِููุฉَ َูุงูุดَّุฏَุงุฆِุฏَ َูุงْูู
ِุญََู، ู
َุง ุธََูุฑَ ู
َِْููุง َูู
َุง ุจَุทََู، ู
ِْู ุจََูุฏَِูุง َูุฐَุง ุฎَุงุตَّุฉً َูู
ِْู ุจُْูุฏَุงِู ุงْูู
ُุณِْูู
َِْูู ุนَุงู
َّุฉً، ุฅََِّูู ุนََูู ُِّูู ุดَْูุกٍ َูุฏِْูุฑٌ
ุนِุจَุงุฏَ ุงِููู، ุฅَّู ุงَููู َูุฃْู
ُุฑُ ุจِุงْูุนَุฏِْู َูุงْูุฅุญْุณَุงِู َูุฅِْูุชَุงุกِ ุฐِู ุงُْููุฑْุจَู ََْููููู ุนَِู ุงَููุญْุดَุงุกِ َูุงْูู
َُْููุฑِ َูุงูุจَุบِْู، َูุนِุธُُูู
ْ َูุนََُّููู
ْ ุชَุฐََّูุฑَُْูู. َูุงุฐُูุฑُูุง ุงَููู ุงْูุนَุธِْูู
َ َูุฐُْูุฑُْูู
ْ ََููุฐِْูุฑُ ุงِููู ุฃَْูุจَุฑُ
Ustadz Yachya yusliha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar