Kisah sahabat Nabi bernama Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu ketika sakit mengandung banyak pelajaran dan hikmah.
Beliau termasuk salah satu sahabat yang dijenguk oleh Baginda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam. Berikut wasiatnya.
Kisahnya diceritakan oleh Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi saat kajian Kitab Riyadhus-Shalihin di Majelis Rasulullah (MR) beberapa waktu lalu. Habib Alwi membawakan sebuah Hadis dari Sa'ad bin Abi Waqqash.
Beliau adalah salah seorang dari 10 sahabat yang mendapatkan persaksian dari Nabi Muhammad SAW masuk surga. Sa'ad berkata: "Pada waktu haji wada, Rasulullah SAW datang menjengukku pada tahun haji wada karena sakitku semakin parah. Maka saya bertanya: "Ya Rasulullah, penyakit yang ada pada saya telah sampai pada kondisi seperti yang Anda lihat, sementara saya adalah orang yang kaya dan tidak memiliki ahli waris kecuali seorang putri, apakah saya bersedekah dengan dua pertiga harta saya?"
Nabi menjawab: "Tidak". Saya bertanya "Separuhnya wahai Rasulullah?" Nabi menjawab: "Tidak".
Saya bertanya lagi: "Sepertiganya wahai Rasulullah SAW ?" Nabi menjawab: "Sepertiga, sepertiga itu banyak atau besar, sesungguhnya kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan dalam keadaan faqir yang merendahkan tangannya meminta-minta pada orang. Sesungguhnya engkau tidak mengeluarkan sebuah nafkah, yang dengan nafkah itu engkau mencari ridho Allah melainkan engkau diberi pahala karenanya, hingga apa yang engkau letakkan di mulut istrimu".
Saya bertanya: "Ya Rasulullah, apakah aku tinggal di Makkah setelah sahabat-sahabat ku (pulang bersama Anda)? Nabi bersabda: "Sesungguhnya engkau tidak akan ditinggal, kemudian engkau melakukan amalan untuk mencari ridho Allah melainkan karenanya engkau bertambah satu tingkat dari ketinggian. Barangkali engkau ditinggal sehingga beberapa kaum bisa mengambil manfaat darimu dan yang lain dirugikan karenamu. Ya Allah luluskan untuk sahabat-sahabatku ini hijrah mereka dan janganlah engkau kembalikan mereka kebelakang. Akan tetapi yang kasihan adalah Sa'ad bin Khawlah” Rasulullah mengasihaninya karena dia meninggal di Makkah." (Muttafaqun 'Alaih)
Habib Alwi menceritakan, Sa'ad bin Abi Waqqash ini selalu dekat dengan Rasulullah kemanapun Nabi perang. Bahkan beliau ini orang yang pertama menumpahkan darah di jalan Allah. Beliau ini adalah orang yang ahli memanah. Jika para sahabat memanah harus mengeker, tapi Sa'ad saking mahirnya mampu memanah dari jarak yang jauh.
Bahkan dalam riwayat ketika perang Uhud beliau melepaskan anak panahnya 1000 anak panah dan tepat sasaran. Dan busur panahnya sampai detik ini masih ada.
Pelajaran Berharga
Ketika Sa'ad bin Abi Waqqash sakit paran, Nabi Muhammad seorang utusan Allah meyempatkan waktu setelah melaksanakan Haji Wada menjenguk salah seorang sahabatnya. Mestinya ketika Rasulullah berada di Mekkah, Sa'ad bin Abi Waqash dibawa kepada Nabi.
Namun Baginda Nabi justru datang menjenguknya. Inilah salah satu sifat tawadhu Nabi kita Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam. Tanpa melihat siapapun, kalau ada sahabat yang sakit, beliau selalu menyempatkan waktu menjenguknya.
Nabi bersabda kewajiban setiap muslim kepada muslim lainnya ada tiga, yaitu:
1. Menjenguk orang sakit
2. Mengurus jenazah
3. Menjawab orang yang bersin.
Pahala Menjenguk Orang Sakit
Ketika Baginda Nabi menjenguk sahabat yang sakit tentu ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Dalam riwayat Imam Ahmad, Nabi pernah bersabda, kalau seseorang menjenguk saudara muslimnya yang sakit pada pagi hari maka 70.000 Malaikat meminta ampunan kepada Allah hingga sore. Kalau menjenguk orang sakitnya sore hari, maka 70.000 Malaikat mendoakan kita sampai pagi.
"Siapa yang menjenguk orang sakit, Allah melimpahkan rahmat-Nya sampai 70.000 Malaikat mendoakan kita. Makanya jangan pernah malas untuk menjenguk saudara kita yang sakit," kata Habib Alwi.
Habib Alwi juga menbawakan salah satu Hadis Qudsi yang artinya: "Nanti pada hari Kiamat kita diajak bicara oleh Allah. Wahai anak Adam, dulu Aku sakit kenapa kamu tidak menjenguk-Ku? Ya Allah bagaimana saya menjeguk Engkau, Engkau ini Tuhan pencipta alam semesta bagaimana cara menjengukmu?"
"Apakah kamu tidak tahu kalau dulu Aku mempunyai hamba dia itu kerabatmu sakit tapi kamu tidak menjenguknya. Seandainya kamu menjenguknya kamu akan mendapatkan bahwa Aku ada di sana."
Ulama menjelaskan, maksud kalimat di atas adalah fadhilah menjenguk orang-sakit sangat besar. Kalau di situ ada Allah, kita punya doa dengan tulus untuk orang yang sakit, maka doanya akan diijabah oleh Allah kecuali orang yang akan menemui ajalnya.
Demikian kisah Sa'ad bin Abi Waqqash dan pahala menjenguk orang sakit. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: 5 Nikmat yang Didapat Ketika Sakit, Nomor 1 Diampuni Dosa-dosanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar